Akhir-akhir ini banyak masuk tawaran ke saya secara pribadi untuk bergabung ke situs-situs yang mengaku dirinya sebagai dealer pulsa. Pada saat yang bersamaan saya menerima keluhan dari beberapa leader yang kehilangan downline-downline nya karena lebih tertarik dengan sistem yang lain. Sistem lain itu ada pada situs lama maupun situs yang baru muncul dengan cara kerja yang nyaris sama.
Secara pribadi saya prihatin, upaya edukasi saya agar setiap orang bisa membedakan antara bisnis pulsa dengan money game berkedok bisnis pulsa rupanya belum berhasil. Saya tidak anti dengan permainan money game, karena itu adalah hak setiap orang. Namun saya prihatin dengan pelaku-pelaku money game yang mendompleng booming bisnis pulsa saat ini.
Saya akan membawa Anda semua untuk membayangkan kondisi yang ada pada dunia nyata, bisnis offline. Dalam dunia nyata, produk pulsa adalah produk yang baru muncul belakangan. Tentu sekitar 20 tahun yang lalu belum lazim orang membuka konter pulsa atau toko pulsa atau kios pulsa. Bisnis offline yang ada misalnya toko kelontong, toko bahan bangunan, toko kue, toko buku dan lain-lainnya. Kita dengan mudah, secara kasat mata, bisa membedakan mana toko bangunan dan mana toko buku. Kita juga bisa dengan mudah membedakan toko bangunan dengan toko kue. Dimana letak perbedannya? Lihat saja struktur kantornya atau struktur etalasenya. Dari bentuk kantornya kita dengan mudah mengenali core bussines nya. Point yang ingin saya sampaikan sampai disini adalah bentuk kantor mencerminkan core bussiness kantor tersebut.
Tahun 90 an muncullah peluang bisnis pulsa atau bisnis voucher isi ulang. Ada toko yang baru berdiri khusus menjual voucher, baik dalam bentuk toko, ruko, kios ada yang lainnya. Perkembangan terbaru, banyak bisnis lain yang ber ekspansi menjual pulsa. Ada toko buku yang menjual pulsa, ada toko kue yang menjual pulsa, ada toko kelontong yang menjual pulsa. Singkat kata, semua bisnis bisa ber ekspansi ke pulsa. Meskipun ada toko yang dibuka khusus untuk menjual pulsa, namun kita sepakat dengan point ke dua saya : menjual pulsa bisa dilakukan tanpa merubah core bussiness yang sudah ada. Toko buku tetap toko buku, namun plus pulsa. Toko kue tetap toko kue, namun plus pulsa. Jangan lupa bahwa : Toko khusus pulsa berbeda dengan toko buku plus pulsa. Toko khusus pulsa berbeda dengan kue plus pulsa.
Sekarang mari kita sama-sama mengalihkan perhatian kita ke dunia online atau dunia virtual. Prinsip-prinsip yang ada di dunia nyata (bisnis offline) berlaku juga di dunia maya (bisnis online). Seperti halnya bisnis offline, bisnis online juga perlu kantor dalam bentuk online, biasa disebut virtual office. Seperti halnya di dunia nyata, virtual office mencerminkan core bussiness dari situs online.
Nah, gunakan tips ini untuk menelisik tawaran bisnis yang datang ke Anda atau downline-downline Anda. Terima tawaran itu dengan baik, dan minta ijinlah untuk masuk ke kantor nya, dalam bahasa gaul "login ke virtual office". Ingat, jangan terpesona dengan angka-angka di virtual office, karena anda masuk untuk sekedar melihat apa sebenarnya core bussiness nya. Kriteria yang harus anda pegang adalah : apakah pulsa menjadi komositas utama di virtual office tersebut? Atau pulsa diatur di virtual office lain selain virtual office utama?
Kemungkinannya ada 2 :
1) virtual office nya digunakan untuk mengelola pulsa sebagai komoditi utama. Ini berarti situs tersebut core bussiness nya adalah pulsa, layaknya toko yang didirikan khusus untuk menjual pulsa.
2) virtual office nya tidak mengelola komoditas pulsa, sebaliknya pulsa diatur di virtual office tambahan. Ini berarti sistus tersebut core bussiness nya bukan pulsa, layaknya toko buku yang menambahkan etalase pulsa atau toko kue yang menambahkan etalase pulsa.
Pulsa memang bukan satu-satunya bisnis yang akan membuat Anda menjadi sukses. Masih banyak sistem lain yang bisa lebih menghasilkan kekayaan dan membuat sukses. Namun, Anda jangan terjebak pada bisnis lain yang sekedar membuka etalase pulsa di depan pintu masuknya.
Semoga mencerahkan, dan sebarkan .... (kalau lanjutkan terlalu politis)
salam,
guskun
0 komentar:
Post a Comment